Halaman

BELAJAR NULIS

'' SELAMAT MEMBACA ''

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Rabu, 02 Oktober 2013

SEJARAH BERDIRINYA DESA PASIR KEC.PALASAH KAB.MAJALENGKA

SEJARAH BERDIRINYA DESA PASIR KEC.PALASAH KAB.MAJALENGKA

Sebelum kita menerangkan riwayat singkat Desa Pasir baiklah kita kiranya diterangkan dulu silsilah turunan orang yang pertama kali jadi kuwu di Desa Pasir. Yaitu Buyut Cari yang mendapat gelar : BEWU (Lebed an Kuwu). Dan juga gelar : NGABEI (Lebed an Kyai). Berdasarkan keterangan dari Bapak, H. Samsuri bin H. Ismail bin Buyut Giri bin Buyut Cari (Buyut Bewu), sebagai berikut:
Pada jaman pemberontakan Belanda Buyut Banjir (nama samara) dari Banten lari ke desa Tegal Cawet/ Tegal Sari, Maja. Maksudnya bersembunyi sambil supaya bias berdekatan dengan saudara-saudaranya yang ada di wilayah Cirebon. Yaitu Buyut Depok Kajen,Jamblang,Cirebon. Buyut Depok Kadugede,Kuningan. Buyut Perbutulan,Sumber,Cirebon. Dan Buyut Kawung Luwuk Majalengka.
Buyut Banjir ada keturunan di desa Tegal Cawet diantaranya : Buyut Turun,Buyut Tedeng,Buyut Jagaraksa,Buyut Nyimar Wayang, ini semua nama samara. Ada lagi yang datang dari Banten namanya Raden Padil, pulang dari pesantren Mataram, ngadon sakit lalu meninggal di desa Tegal Cawet.
Keturunan Buyut Banjir ada yang turun ke desa Sukaraja Jatiwangi. Keturunannya yaitu golongan Kuwu Abdul Syukur. Ada yang turun ke desa Genteng, Dawuan yaitu golongan Kuwu Genteng yang menjabat tahun 1940an.
Adapun turunan-turunan dari Buyut Depok Kajen Jamblang yaitu : Kyai Jauhar Arifin (balarante) bin Kyai Abdul Majid (balarante) bin Kyai Rumli (balarante) bin Kyai Nurijan (depok) bin Kyai Buyut Panter (depok) bin Kyai Kamal (depok) bin Pangeran Trusmi/ Pinangeran Sumbuk (mangkurat) bin Syeh Syarif Hidayatullah (Cirebon). Termasuk turunan Depok Kajen Jamblang yaitu : H. Yasin (depok) dan H. Abdul Rojak (mingkrik).
Adapun turunan Buyut Depok kadugede yaitu kyai-kyai yang ada di pesantren Depok Kadugede.
Dan turunan Buyut Perbutulan yaitu : kyai Jauhari Arifin, balarante (turun wadon), dan Kyai Sueb Warugede.
Adapun turunan-turunan dari Buyut Kawung Luwuk yaitu : Buyut-buyut yang ada di Kawung Luwuk Basuki dan Majalengka.
Adapun yang turun dari Tegal Cawet ke desa Pasir, pada abad ke 18 yaitu :
1). Buyut Cari beserta istri, katelah Buyut Bewu (lebe kuwu) Ngabei (lebe kyai). Jadi jabatannya tiga yaitu : Lebe, Kuwu dan Kyai. Jadi kuwu yang pertama di desa Pasir, diangkat jadi kuwu dua kali.
2). Buyut Asmali (beserta istri), ini adiknya Buyut Cari, makamnya di Buyut Dangdeur. Turunannya : H. Mustofa, Pak Ta’ib, Bu Suwinah Ma hin.
3). Buyut Mogok (beserta istri) ini alonya Buyut Cari, dia gabug, makamnya di Dusun Margapura sebelah barat makam Buyut Cari.
4). Buyut Jepun, ini gabug.


ASAL USUL NAMA DESA PASIR


Kira-kira abad 18 datang ke desa Pasir, orang-orang yang di evakuasi dari daerah lain, diantaranya dari Walahar dan Tegal Cawet, Maja. Pertama kali mereka dating di blok Cengkod (Margapura), dan mereka membuat alun-alun yang lazim disebut “Huludayeuh”. Yang terletak di sekitar sekolahan SDN Pasir 2 sekarang.
Kemudian mereka mengadakan musyawarah untuk memilih ketua kelompok, sebagai kuwu, dengan cara di gunduk-gunduk. Yang akhirnya terpilih Buyut Caria tau Buyut Ngabei (lebe kyai). Kira-kira abad 18 s/d tahun 1850an dan di sebut/ gelar Bewu (lebe merangkap kuwu).
Tahun 1850, Buyut Cari diganti oleh Buyut Repi, dan huludayeuh pindah ke blok mosambi. Cikuyuk sebelah timur letak Tajug blok selasa sekarang, di situ terdapat Cadas putih, yang di sebut Cadas Mesir yang akhirnya disebut DESA PASIR.
Dan keterangan lain bahwa berdirinya desa Pasir setelah Buyut Cari melihat dari kampong Pos Pasir ke arah selatan melihat tumpukan pasir yang kemudian di sebut DESA PASIR.
Pada tahun 1865 Buyut Giri bin Buyut Cari menggantikan Buyut Repi. Pada masa pemerintahan Buyut Giri, memindahkan alun-alun dari blok Kosambi ke blok Ahad, sampai sekarang.
Selain memindahkan alun-alun, beliau juga membuat masjid yang sangat sederhana, berupa panggung. pada tahun 1875, Buyut Giri menunaikan ibadah haji maka pemerintahan diserahkan kepada Buyut Kandeng atau Buyut Ramiyah.
Tahun 1882 Buyut Ramiyah meninggal dunia dan Buyut Kaliyem menggantikan sampai tahun 1887
Setelah Buyut Kaliyem meninggal dunia dan pimpinannya di ganti oleh Bapak Restam, dari tahun 1887-1892. Yang di pilih berdasarkan banyaknya Paku atau Biting.
Pada tahun 1892 Bapak Argasuta menjadi kuwu dan pada pemerintahannya sampai tahun 1927, beliau merehab masjid, yaitu tahun 1921-1926. Panitia inti :
1). Haji Yasin bin Buyut Giri bin Buyut Cari.
2). Haji Isma’il bin Buyut Giri bin Buyut Cari.
3). Haji Syamsuri bin Haji Isma’il bin Buyut Giri.
4). Haji Ikhsan bin Haji Yasin bin Buyut Giri.
5). Kyai Jahari asal Tegal suami cucu Argasuta.
Selain merehab masjid Bapak Argasuta juga merehab Balai Desa dari bentuk panggung menjadi Joglo.
Pada tahun 1927, yang terpilih menjadi kuwu adalah Bapak Sutawinata, dan berhasil membangun Gudang Desa, tempatnya di sebelah barat Balai Desa , depan rumah Ibu Yeyeh Badriyah sekarang. Pada tahun 1937 Bapak Sutawinata meninggal dunia, kedudukan kuwu di ganti oleh Bapak Murham cucu Bapak Argasuta.
Tahun 1940 Bapak Murham meninggal dunia, kuwu di ganti oleh Haji Ikhsan bin Haji Yasin. Pada masa kepemimpinanya Gudang Desa pada Runtuh dan di pindahkan ke tempat yang sekarang digunakan sebagai Bangunan Madrasah.
Sebagai Ketua Pelaksana, adalah Haji Syamsuri bin Haji Isma’il selesai tahun 1943 (masa Penjajahan Jepang)
     

SUSUNAN KUWU DESA PASIR


1). Buyut Cari. Bewu. Ngabei sampai tahun 1850
2). Buyut Repi (dari thn 1850-1865 selama 15th menjabat)
3). Buyut Giri bin Buyut Cari (dari thn 1865-1875 selama 10th menjabat)
4). Buyut Ramiyah/ Kandeng (dari thn 1875-1882 selama 7th menjabat)
5). Buyut Kaliyem (dari thn 1882-1887 selama 5th menjabat)
6). Bapak Restam (dari thn 1887-1892 selama 5th menjabat)
7). Bapak Argasuta bin Buyut Baingkem (dari thn 1892-1927 selama 35th menjabat)
8). Bapak Sutawinata bin Argasuta (dari thn 1927-1937 selama 10th menjabat)
9). Bapak Murham/ cucu Argasuta (dari thn 1937-1940 selama 3th menjabat)
10). Haji Ikhsan bin Haji Yasin bin Buyut Giri (dari thn 1940-1942 selama 2th menjabat)
11). Bapak Kani Ali (dari thn 1942-1946 selama 4th menjabat)

12). Bapak Yahya Dulatif (dari thn 1946-1950 selama 4th menjabat).